Tips dan Trik Menyantap Makanan Berlemak Saat Idul Adha ala Melanie Putria
24 September 2015
Edit
Punya badan langsing dan sehat tidak membuat Melanie Putria membatasi makanannya ketika Hari Raya Idul Adha tiba. Meskipun Melanie termasuk orang yang menjaga makanannya sehari-hari, tapi saat hari raya ia bisa jadi pemakan segala.
"Idul Adha kan once a year ya, jadi aku makannya biasa saja. Tidak usah diet. Paling tidak, cheating cukup sekali aja," kata Melanie saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (23/9).
Menurut Puteri Indonesia 2002 itu jangan sampai program diet merusak esensi hari raya yang biasanya memang dipenuhi dengan makanan-makanan lezat namun cukup berlemak.
"Kalau saat sarapan pagi, kamu harus makan bersama keluarga, makanlah. Jangan jadi aneh sendirian tidak makan," ujar Melanie.
"Tapi begitu selesai makannya, balik lagi mengonsumsi makanan yang tidak mengandung kalori tinggi. Makan siangnya banyak buah sayur. Malamnya kurangin porsinya. Pokoknya sikat saja."
Sebenarnya dulu Melanie juga tidak ingin menyantap opor ayam, ketupat, gulai, dan makanan berlemak lainnya yang sering dihidangkan ketika Idul Adha. Namun, ia merasa menjadi orang yang tidak melakukan hal itu ditengah keluarganya yang justru makan tanpa pantangan.
"Saya berpikir ini kan lebaran, masa tidak mau makan. Padahal kan makanannya istimewa," kata Melanie.
Porsi Banyak, Buah Tak Ketinggalan
Untuk makanan sehari-hari, Melanie tergolong orang yang sangat menjaga asupan makanan yang masuk ke tubuhnya. Bukan dalam soal porsi, ia justru lebih memerhatikan kandungan gizi dari setiap makanan yang ia santap.
Buah menjadi salah satu makanan yang tidak pernah ketinggalan disantap Melanie setiap harinya. Begitu juga dengan sayur. Bahkan makanan yang mengandung lemak pun masih ia konsumsi, tapi lebih pada yang mengandung lemak baik seperti minyak zaitun.
"Kalau porsi justru aku makannya agak banyak karena buat menunjang aktivitas. Aku juga banyak konsumsi protein, makanan yang bersih, tidak digoreng. Yang dioseng-oseng, masih okelah," ujar Melanie.
Kebiasaan makan sehat itupun ia tularkan sampai ke anaknya. Namun, bukan dengan cara melarang. Tapi lebih kepada membatasi konsumsinya.
"Makan fast food susah sekali dihindari karena pas temannya ulang tahun makannya juga itu kan, dan pasti ada MSG. Tidak mungkin bisa dihindari tapi dibatasin saja," kata Melanie.
"Aku tidak terlalu ketat kasih peraturan. Kalau anak dilarang makan makanan tertentu nanti dia jadi sensitif, dia tidak punya daya tahan tubuh lagi dan maakh jadi makin lemah."
Sumber : cnnindonesia.com
"Idul Adha kan once a year ya, jadi aku makannya biasa saja. Tidak usah diet. Paling tidak, cheating cukup sekali aja," kata Melanie saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (23/9).
Menurut Puteri Indonesia 2002 itu jangan sampai program diet merusak esensi hari raya yang biasanya memang dipenuhi dengan makanan-makanan lezat namun cukup berlemak.
"Kalau saat sarapan pagi, kamu harus makan bersama keluarga, makanlah. Jangan jadi aneh sendirian tidak makan," ujar Melanie.
"Tapi begitu selesai makannya, balik lagi mengonsumsi makanan yang tidak mengandung kalori tinggi. Makan siangnya banyak buah sayur. Malamnya kurangin porsinya. Pokoknya sikat saja."
Sebenarnya dulu Melanie juga tidak ingin menyantap opor ayam, ketupat, gulai, dan makanan berlemak lainnya yang sering dihidangkan ketika Idul Adha. Namun, ia merasa menjadi orang yang tidak melakukan hal itu ditengah keluarganya yang justru makan tanpa pantangan.
"Saya berpikir ini kan lebaran, masa tidak mau makan. Padahal kan makanannya istimewa," kata Melanie.
Porsi Banyak, Buah Tak Ketinggalan
Untuk makanan sehari-hari, Melanie tergolong orang yang sangat menjaga asupan makanan yang masuk ke tubuhnya. Bukan dalam soal porsi, ia justru lebih memerhatikan kandungan gizi dari setiap makanan yang ia santap.
Buah menjadi salah satu makanan yang tidak pernah ketinggalan disantap Melanie setiap harinya. Begitu juga dengan sayur. Bahkan makanan yang mengandung lemak pun masih ia konsumsi, tapi lebih pada yang mengandung lemak baik seperti minyak zaitun.
"Kalau porsi justru aku makannya agak banyak karena buat menunjang aktivitas. Aku juga banyak konsumsi protein, makanan yang bersih, tidak digoreng. Yang dioseng-oseng, masih okelah," ujar Melanie.
Kebiasaan makan sehat itupun ia tularkan sampai ke anaknya. Namun, bukan dengan cara melarang. Tapi lebih kepada membatasi konsumsinya.
"Makan fast food susah sekali dihindari karena pas temannya ulang tahun makannya juga itu kan, dan pasti ada MSG. Tidak mungkin bisa dihindari tapi dibatasin saja," kata Melanie.
"Aku tidak terlalu ketat kasih peraturan. Kalau anak dilarang makan makanan tertentu nanti dia jadi sensitif, dia tidak punya daya tahan tubuh lagi dan maakh jadi makin lemah."
Sumber : cnnindonesia.com
Loading...