Wanita Ini Turun 12 Kg Pasca Melahirkan dan ASI Tetap Lancar, Intip Yuk Rahasianya !
12 April 2016
Edit
Tips diet pasca melahirkan - Pasca melahirkan anak keduanya, Nataya Charoonsri Rizani (40) mengaku sulit mengembalikan bentuk tubuhnya. Tak cuma itu, ia juga merasa produksi ASI-nya kerap menurun. Berkonsultasi dengan pakar laktasi, ia pun mencoba untuk menerapkan pola makan sehat.
Dikombinasikan dengan olahraga rutin, berat badan Nataya berhasil turun sebanyak 12 kg. Dari semula 58 kg, bobotnya kini stabil di angka 46 kg. Produksi ASI-nya juga semakin berlimpah dan lancar. Berikut kisah dietnya, seperti dikutip dari detikHealth pada Selasa (12/4/2016):
Tiga bulan pasca kelahiran anak saya yang kedua, berat badan saya tidak berkurang banyak dari saat sebelum kehamilan. Hal ini membuat saya malu untuk keluar rumah atau berfoto.
Saya juga sangat gelisah, karena saya sudah harus kembali beraktivitas di kampus dan bertemu dengan para mahasiswa. Saya tidak bisa membayangkan mereka akan membicarakan penampilan saya yang sungguh jauh berbeda dibandingkan sebelumnya.
Baca juga | Cara Diet Pasca Melahirkan Ala Aktris Marsha Timothy
Sebelum memutuskan melakukan program penurunan berat badan, sayajuga mengalami masalah menyusui. Air susu saya tidak banyak, bayi saya jadi sering kelihatan kelaparan. Padahal saya sudah makan dan minum yang sangat banyak. Saya minum berliter-liter air hingga tidak sempat haus, juga makan sangat banyak hingga tidak sempat lapar. Tapi tetap saja ASI saya tidak kunjung banyak.
Akhirnya saya berkonsultasi dengan konselor laktasi dan diberikan pemahaman bahwa ibu menyusui tidak perlu makan dan minum berlebihan. Yang lebih penting diperhatikan adalah bagaimana hormon oksitosin bisa diproduksi dengan baik.
Hormon ini merupakan penunjang produksi ASI. Nah, salah satu faktor yang memengaruhinya adalah aspek psikologis. Ada ketidaknyamanan dalam diri saya mengenai tubuh saya yang overweight. Saya malu melihat diri saya di cermin dan merasa mudah lelah, inilah yang menghambat produksi ASI saya.
Saya pun memutuskan untuk melakukan program penurunan berat badan dengan menghitung kalori yang sesuai dengan ibu menyusui. Ibu menyusui hanya memerlukan tambahan 500 kalori dari kondisi normal. Jadi hal yang menghambat turun berat badan bagi ibu menyusui adalah ketika mereka merasa harus makan jauh lebih banyak dari keadaan tidak menyusui. Ini adalah mitos.
Makanan yang saya konsumsi adalah makanan yang bernutrisi tinggi, tinggi protein, kaya serat dan rendah lemak jahat. Saya melakukan olahraga ringan setiap hari selama 15-30 menit di saat bayi saya tidur. Saya juga membaca buku pengembangan kepribadian agar saya tetap berpikir positif dan mencintai diri sendiri selama saya melakukan program ini.
Hasilnya sungguh luar biasa. ASI saya lancar dan berat badan berkurang 12 kg dalam delapan minggu. Lingkar perut saya berkurang 21 cm. Saya merasa lebih bugar dan berstamina.
Baca juga | 7 Cemilan Sehat Untuk Melangsingkan Tubuh Setelah Melahirkan
Dikombinasikan dengan olahraga rutin, berat badan Nataya berhasil turun sebanyak 12 kg. Dari semula 58 kg, bobotnya kini stabil di angka 46 kg. Produksi ASI-nya juga semakin berlimpah dan lancar. Berikut kisah dietnya, seperti dikutip dari detikHealth pada Selasa (12/4/2016):
Tiga bulan pasca kelahiran anak saya yang kedua, berat badan saya tidak berkurang banyak dari saat sebelum kehamilan. Hal ini membuat saya malu untuk keluar rumah atau berfoto.
Saya juga sangat gelisah, karena saya sudah harus kembali beraktivitas di kampus dan bertemu dengan para mahasiswa. Saya tidak bisa membayangkan mereka akan membicarakan penampilan saya yang sungguh jauh berbeda dibandingkan sebelumnya.
Baca juga | Cara Diet Pasca Melahirkan Ala Aktris Marsha Timothy
Sebelum memutuskan melakukan program penurunan berat badan, sayajuga mengalami masalah menyusui. Air susu saya tidak banyak, bayi saya jadi sering kelihatan kelaparan. Padahal saya sudah makan dan minum yang sangat banyak. Saya minum berliter-liter air hingga tidak sempat haus, juga makan sangat banyak hingga tidak sempat lapar. Tapi tetap saja ASI saya tidak kunjung banyak.
Akhirnya saya berkonsultasi dengan konselor laktasi dan diberikan pemahaman bahwa ibu menyusui tidak perlu makan dan minum berlebihan. Yang lebih penting diperhatikan adalah bagaimana hormon oksitosin bisa diproduksi dengan baik.
Hormon ini merupakan penunjang produksi ASI. Nah, salah satu faktor yang memengaruhinya adalah aspek psikologis. Ada ketidaknyamanan dalam diri saya mengenai tubuh saya yang overweight. Saya malu melihat diri saya di cermin dan merasa mudah lelah, inilah yang menghambat produksi ASI saya.
Saya pun memutuskan untuk melakukan program penurunan berat badan dengan menghitung kalori yang sesuai dengan ibu menyusui. Ibu menyusui hanya memerlukan tambahan 500 kalori dari kondisi normal. Jadi hal yang menghambat turun berat badan bagi ibu menyusui adalah ketika mereka merasa harus makan jauh lebih banyak dari keadaan tidak menyusui. Ini adalah mitos.
Makanan yang saya konsumsi adalah makanan yang bernutrisi tinggi, tinggi protein, kaya serat dan rendah lemak jahat. Saya melakukan olahraga ringan setiap hari selama 15-30 menit di saat bayi saya tidur. Saya juga membaca buku pengembangan kepribadian agar saya tetap berpikir positif dan mencintai diri sendiri selama saya melakukan program ini.
Hasilnya sungguh luar biasa. ASI saya lancar dan berat badan berkurang 12 kg dalam delapan minggu. Lingkar perut saya berkurang 21 cm. Saya merasa lebih bugar dan berstamina.
Baca juga | 7 Cemilan Sehat Untuk Melangsingkan Tubuh Setelah Melahirkan
Loading...